Stroke
Secara sederhana definisi untuk stroke adalah penyakit akibat gangguan pembuluh darah otak termasuk kematian jaringan otak, pendarahan otak, pendarahan subarachnoid (selaput otak halus), emboli otak, trombosis otak. Dengan kata lain, ketika stroke menyerang maka akan terjadi gangguan fisik yang timbul secara mendadak yang disebabkan gangguan peredaran darah ke otak.
Stroke merupakan penyakit cerebrovaskular (cerebrum = otak, vaskular = pembuluh) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena kurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Salah satu bentuk penyakit stroke yang paling ringan disebut Gangguan Peredaran Darah Otak Sepintas (GPDOS), Transient Ischemic Attack, yaitu gangguan persarafan setempat yang terjadi secara tiba-tiba, berlangsung semalam kurang dari 24 jam sebagai akibat gangguan peredaran darah otak.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendefiniskan bahwa stroke adalah gejala -gejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh yang lain dari itu. WHO juga menetapkan bahwa stroke sekarang ini menjadi masalah kesehatan serius di seluruh dunia. Penyakit ini menduduki urutan ketiga yang dapat menyebabkan kematian, setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke juga dapat mengakibatkan invaliditas atau kecacatan. Penting kiranya untuk ditekankan adalah mewaspadai gejala stroke pada Anda yang masih berusia produktif.
Jenis Penyakit Stroke
Pengklasifikasian penyakit stroke ada yang menyebut dua (2) jenis tetapi ada yang menyatakan tiga (3) macam. Sebagai pengetahuan, sebaiknya dipaparkan yang tiga jenis, yaitu:
1. Stroke Iskemik, (ischemic), aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak;
2. Stroke Hemorragik (Hemorrhagic), pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
3. Gangguan Peredaran Darah Otak Sepintas (GPDOS), Transient Ischemic Attack, yaitu gangguan persarafan setempat yang terjadi secara tiba-tiba. Gejala-gejalanya cepat datang, selama beberapa menit sampai beberapa hari. Disebut juga mini stroke karena masih dalam kategori warning. Namun, harus diwaspadai karena bisa saja meluas akan terjadi stroke dengan gejala yang lebih berat.
Penyebab Penyakit Stroke
1. Peradangan atau infeksi yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju otak;
2. Obat-obatan (misalnya kokain dan amfetamin);
3. Faktor risiko medis antara lain: hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi), kolesterol, aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), gangguan jantung, diabetes, hiperlipidemia (peninggian kadar lipid dalam darah), carotid arteri (arteri yang menyuplai darah ke otak);
4. Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan seseorang mengalami pingsan;
5. Stroke juga bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal itu terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantungnya yang abnormal;
6. Riwayat stroke keluarga;
7. Migrain;
8. Merokok (aktif dan pasif);
9. Mengonsumsi makanan tidak sehat (junk food, fast food);
10. Alkohol;
11. Kurang olahraga;
12. Mendengkur;
13. Kontrasepsi oral;
14. Narkoba;
15. Obesitas;
16. Suasana hati yang tidak nyaman;
17. Usia lanjut;
18. Jenis kelamin (pria lebih banyak dibanding wanita).
Membaca Gejala Stroke
Beberapa kasus stroke atau bahkan sebagian besar terjadi secara mendadak, berlangsung sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat meluasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution).
Membaca isyarat atau gejala munculnya serangan penyakit stroke dapat dilakukan dengan mengamati beberapa gejala stroke antara lain:
1. Kelemahan otot (hemiplegia);
2. Kaku;
3. Kelemahan atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh;
4. Menurunnya fungsi sensorik;
5. Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran;
6. Penglihatan ganda;
7. Menurunnya kedua belas fungsi saraf cranial, yaitu menurun kemampuan membaui, mengecap, mendengar dan melihat parsial atau keseluruhan, refleks menurun, ekspresi wajah terganggu, pernafasan dan detak jantung terganggu, lidah lemah;
8. Daya ingat menurun;
9. Pusing;
10. Bicara tidak jelas (pelo);
11. Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat;
12. Tidak mampu mengenali bagian dari tubuh;
13. Pergerakan yang tidak biasa;
14. Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih;
15. Ketidakseimbangan dan terjatuh;
16. Pingsan.
Akibat Serangan Penyakit Stroke
Akibat serangan penyakit stroke maka yang terjadi adalah kelainan neurologist yang bisa lebih berat atau meluas, berhubungan dengan koma atau stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke juga dapat menyebabkan depresi atau ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi.
Stroke juga dapat memicu terjadinya edema atau pembengkakan otak. Hal itu berbahaya karena ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul dapat lebih jauh merusak jaringan otak dan memperparah kelainan neurologist, walaupun kondisi strokenya sendiri tidak bertambah meluas.
Penanganan dan Langkah Pengobatan Stroke
Ketika gejala-gejala serangan stroke di atas muncul pada seseorang, maka segera dilakukan pemeriksaan untuk menentukan apakah penyebab bekuan darah atau perdarahan yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah. Selanjutnya beberapa langkah penanganan dan pengobatan antara lain:
1. Magnetic Resonance Imaging (MRI);
2. Pemberian Recombinant Tissue Plasminogen Activator (RTPA) atau streptokinase setelah terjadinya stroke. Keduanya berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan dalam waktu tiga (3) jam setelah timbulnya stroke;
3. Pemberian manitol atau kortikosteroid pada penderita stroke akut;
4. Pembedahan untuk mengangkat sumbatan pembuluh darah pada penderita stroke ringan atau transient ischemic attack yang ternyata bisa mengurangi risiko terjadinya stroke di masa yang akan datang. Sebab sekitar 24,5% pasien mengalami stroke berulang;
5. Biasanya diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan antikoagulan (misalnya heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke;
6. Setelah terjadi serangan stroke, maka biasanya stroke itu tidak berdiri sendiri sehingga bila ada kelainan fisiologis yang menyertainya harus diobati misalnya gagal jantung, irama jantung yang tidak teratur, tekanan darah tinggi dan infeksi paru-paru. Setelah serangan stroke biasanya juga terjadi perubahan suasana hati (terutama depresi), yang bisa diatasi dengan obat-obatan atau terapi psikis;
7. CT scan;
8. MRI scan;
9. Boleh juga mencoba obat-obatan herbal.
Rehabilitasi
Jelas mereka yang pernah mengalami serangan penyakit stroke dan tetap hidup, biasanya atau kebanyakan cacat. Sebagian besar tidak sesehat sebelumnya. Oleh karena itu dianjurkan untuk berolahraga secara teratur, melakukan diet, dan tetap semangat untuk mengisi sisa-sisa hidup dengan perilaku yang baik serta mulia. Hal itu dapat sebagai sarana untuk menepis efek samping setelah mengalami serangan penyakit stroke seperti depresi.
Sedangkan proses penyembuhan terutama harus dilakukan enam bulan pertama setelah serangan stroke. Jika kesempatan ini tidak dilakukan, maka kecacatan akan semakin berat. Selain itu dapat pula dilakukan penyembuhan dengan terapi alternatif antara lain:
1. Akupuntur;
2. Aromaterapi;
3. Hidroterapi;
4. Yoga;
5. Terapi nutrisi;
6. Mengkonsumsi tomat tanpa dihilangkan bijinya;
7. Mengkonsumsi wortel.
Komentar
Posting Komentar