Kardiovaskuler Tetap Paling Mematikan

JAKARTA, KOMPAS - Hingga tahun 2010, penyakit kardiovaskuler diperkirakan masih menduduki peringkat teratas jenis penyakit yang menyebabkan kematian d Indonesia, jenis penyakit yang digolongkan dalam jenis penyakit sistem sirkulasi ini sejak 1992 menempati peringkat pertama penyebab kematian, bahkan mencapai 26,4 persen pada 2001.

Secara global, penyakit kardiovaskuler akan menjadi penyebab kematian pertama di  negara berkembang, menggantikan kematian akibat infeksi. "Dari keseluruhan masalah kardiovaskuler, 86 persen berada di negara berkembang," kata Prof Dr dr Idris Idham Sp.JP(K) FESC FIHA dalam pidato pengukuhan "Menghadapi Tantangan Epidemi Global Penyakit Kardiovaskuler".

Akhir pekan lalu, ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Ilmu Kardiologi dan Kedokteran Vaskular pada Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI).

Selain penyakit jantung, stroke, dan hipertensi tergolong dalam penyakit kardiovaskuler. Menurut Idris, epidemi kardiovaskuler di masa datang tidak hanya mengancam masyarakat di perkotaan tetapi juga penduduk di pedesaan, seperti masyarakat suku Baduy.

Dalam penelitian profil lipid yang dilakukannya 1995, diketahui kadar lipid masyarakat Baduy masuk kategori bahaya dengan kadar lebih dari 25 mg/dl. Artinya,  mereka berisiko enam kali lipat memperoleh penyakit jantung koroner.

Kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, perubahan pola diet, obesitas, hiperlipidemia (keadaan dengan lemak darah meningkat), diabetes, dan hipertensi merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler yang telah dikenal. Dari semua itu, menghentikan kebiasaan merokok, merupakan intervensi paling murah. (GSA)  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Brokoli Mampu Cegah Stroke

Rokok Elektrik Berdampak Buruk, Aturan Belum Jelas