Ingin Umrah
Pertanyaan M di J,
Saya (42) dua bulan lagi akan melaksanakan umrah. Pada bulan Agustus nanti diperkirakan Tanah Suci musim panas. Saya ingin mempersiapkan diri baik dari segi ibadah maupun kesehatan. Sampai saat ini saya dalam keadaan sehat. Saya tidak menderita penyakit tertentu. Saya hanya menderita hepatitis B kronik yang menurut dokter belum memerlukan terapi. Saya sedikit gemuk dan alergi terhadap debu rumah.
Adakah obat-obat yang perlu saya siapkan? Bagaimana menghindari dampak buruk suasana yang suhunya cukup panas tersebut? Apakah saya harus banyak minum? Saya perlu menjalani imunisasi meningitis agar terhindar dari penyakit meningitis selama menunaikan ibadah umrah ini. Apakah saya perlu mendapat imunisasi lain? Bagaimana dengan hepatitis saya? Fungsi hati terakhir saya cukup baik. Terima kasih atas penjelasan dokter.
Jawaban DR Samsuridjal Djauzi,
Jika Anda melaksanakan umrah bulan Agustus, memang di Arab Saudi dalam keadaan musim panas. Selain itu, udaranya juga kering. Jadi meski suhu udara panas, badan tidak berkeringat. Anda harus banyak minum agar tidak mengalami kekurangan cairan. Jika tidak perlu, hindari keluar rumah atau gedung pada suhu yang panas tersebut.
Suhu udara pada musim panas di Mekkah atau Madinah dapat melebihi 40 derajat celsius. Karena itu jika keluar rumah atau gedung, akan terasa panasnya.
Salah satu dampak suhu yang tinggi adalah timbulnya penyakit yang disebut heat stroke. Pada keadaan ini, tubuh kekurangan cairan yang cukup banyak sehingga dapat terjadi penurunan kesadaran dan kejang-kejang. Cara menghindari heat stroke adalah dengan menghindari udara panas dan minum yang cukup. Acapkali karena kesibukan ibadah, hal tersebut kurang diperhatikan. Heat stroke sering terjadi jika musim haji jatuh pada musim panas.
Mulai tahun depan, suhu di Arab Saudi pada musim haji akan naik secara bertahap sampai selesai musim panas. Jadi, dalam menjalankan ibadah umrah, perhatikan waktu tidur dan istirahat. Jangan terlalu lelah meski Anda masih muda. Makan yang cukup dan jangan lupa mengonsumsi buah-buahan. Jika keluar rumah pada suhu panas gunakan payung untuk melindungi sengatan matahari.
Untuk hepatitis B kronik, memang diperlukan indikasi untuk memulai terapi antiviral. Jika sudah termasuk indikasi, Anda dapat menggunakan obat antiviral yang telah diproduksi dalam negeri sehingga harganya lebih terjangkau.
Dulu biaya obat sebulan mencapai Rp 1 juta, tetapi sekarang hanya sekitar Rp 100.000. Namun, obat tersebut dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Karena sekarang Anda belum dianjurkan mengonsumsi obat tersebut, yang perlu dijalankan adalah pemantauan secara teratur, baik secara klinis, laboratorium atau pemeriksaan kepadatan hati dengan alat yang disebut fibroscan.
Meningitas dan pneumokok
Jemaah umrah berdatangan dari sejumlah negara, termasuk jemaah yang negaranya banyak infeksi meningitis. Sebenarnya di negara kita penyakit meningitis yang disebabkan kuman meningokok masih merupakan penyakit yang diimpor terutama dari Afrika. Karena itu, pada umumnya masyarakat kita belum punya kekebalan terhadap penyakit ini sehingga rentan terinfeksi jika bertemu dengan jemaah umrah atau haji dari negara lain yang penyakit meningitisnya sering didapati. Jadi, baik jemaah umrah maupun haji harus mendapat imunisasi meningitis dan imunisasi ini diwajibkan oleh Pemerintah Arab Saudi.
Imunisasi meningokok memberi perlindungan selama dua tahun sehingga dilakukan penyuntikan ulang jika penyuntikan imunisasi dua tahun yang lalu.
Selain meningitis, risiko penyakit yang juga dapat menular di Tanah Suci adalah penyakit influenza dan pneumokok. Meski kedua vaksin ini tidak diwajibkan, dokter amat menganjurkan agar jemaah umrah dan haji juga melindungi diri dengan vaksin influenza dan pneumokok.
Vaksin influenza perlindungannya setahun. Sementara vaksin pneumokok yang tersedia di negeri kita untuk orang dewasa ada dua macam. Vaksin pneumokok polisakarida perlindungannya lima tahun, sedangkan vaksin pneumokok konyugat perlindungannya pada orang yang mempunyai kekebalan tubuh normal seumur hidup. Cobalah konsultasi dengan dokter Anda mengenai kedua vaksin ini.
Selain penularan penyakit melalui udara, perlu juga diperhatikan penularan penyakit melalui makanan dan minuman. Pilihlah makanan yang bersih. Jangan lupa mencuci tangan sebelum menyentuh makanan. Begitu pula perhatikan agar minuman Anda dalam keadaan bersih.
Bagi orang yang menderita penyakit kencing manis, darah tinggi, penyakit jantung koroner atau penyakit kronik lain, harap berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat memberi informasi apakah orang tersebut layak untuk melaksanakan ibadah umrah atau haji. Jika diperbolehkan, jangan lupa menyiapkan obat secukupnya agar penyakit tetap terkendali.
Juga perhatikan pantangan makanan yang dianjurkan dokter. Banyak orang yang ingin menggunakan waktu di Tanah Suci untuk beribadah sebanyak-banyaknya. Keinginan ini amatlah wajar, tetapi jangan melupakan untuk menjaga kesehatan. Silakan beribadah, tetapi patut diingat badan kita juga perlu dijaga kesehatannya.
Sebenarnya di Tanah Suci tersedia obat dan layanan kesehatan yang amat memadai. Kita dengan mudah dapat membeli obat, tetapi biasanya berbeda dengan di negara kita, obat dijual dalam bungkusan lengkap. Jadi, obat yang terbungkus untuk 30 tablet, misalnya, tidak dapat kita beli hanya lima tablet, tetapi harus dibeli semuanya.
Begitu juga untuk membeli obat atau berobat tentu memerlukan waktu, kadang-kadang transportasi. Nah, jika jemaah tidak ingin terganggu dengan membeli obat atau berobat di Tanah Suci, jagalah kesehatan dan siapkan obat-obat yang diperlukan sejak di Tanah Air.
Komentar
Posting Komentar