Masyarakat Modern Minim Konsumsi Serat
JAKARTA (Media): Kebiasaan masyarakat Indonesia mengonsumsi buah dan sayuran masih sangat memprihatinkan. Konsumsi rata-hata hanya 10,5 gr per hari atau sepertiga dari kecukupan serat yang dianjurkan 25-35 gr per hari.
Untuk memenuhi kecukupan sumber serat itu, masyarakat diminta harus mengubah pola makan sehingga kebutuhan serat per hari bisa terpenuhi.
Pernyataan itu disampaikan dr Fadilah Supari, ahli jantung RS Pusat Jantung Nasional (Dulu RS Jantung Harapan Kita) di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, perubahan kebiasaan makan masyarakat modern yang membiasakan menyantap makanan siap saji, yang diawetkan, sedikit sayuran dan buah-buahan, menimbulkan berbagai penyakit, terutama kegemukan, diabetes melitus, jantung koroner, stroke, kolesterol tinggi, susah buang air besar, timbul wasir, dan kanker usus.
Penyakit-penyakit tersebut, lanjut Fadilah, dikenal dalam deretan daftar penyakit degeneratif atau western disease.
"Kesenangan masyarakat mengonsumsi makanam modern yang cepat saji, diawetkan, manis, berlemak, sedikit sayuran, dan buah serta bersantan, yang umumnya rendah serat dan tinggi lemak inilah yang harus dibayar dengan risiko penyakit degeneratif tadi," tambahnya.
Mengutip data dari Depkes RI, Fadilah mengatakan, saat ini penyakit jantung menjadi pembunuh nomor satu di Indonesia, yakni 18,9%. Padahal untuk menghindarinya, hanya perlu kedisiplinan menjaga pola makan, dengan konsumsi serat makanan yang cukup.
Berkaitan dengan kebiasaan makan selama Puasa seperti saat ini, Fadilah juga mengingatkan masyarakat yang senang memakan makanan manis dan mengenyangkan saat berbuka atau sahur. "Kebiasaan kita memang suka memakan makanan manis dan mengenyangkan untuk berbuka puasa. Tetapi itu harus dibarengi dengan banyak makan buah dan sayur-sayuran sebagai penyeimbang," tegasnya.
Lebih lanjut Fadilah mengatakan, sulitnya mengonsumsi banyak buah dan sayur antara lain juga dipengaruhi oleh harga yang relatif mahal, ketersediaan di pasar dan keterbatasan volume perut seseorang.
Untuk mengatasi masalah itu, Fadilah menyarankan, agar masyarakat mengonsumsi produk-produk suplemen makanan berserat yang banyak beredar di pasar. "Tentu tidak sembarang suplemen berserat, tetapi produk yang bisa dipertanggungjawabkan, ujarnya.
Lebih lanjut, Fadilah menjelaskan, ia telah melakukan uji klinis terhadap sejumlah produk suplemen serat yang beredar di pasar. "Bagi orang berpuasa, di samping sebagai makanan penyeimbang, suplemen ini juga bisa mengurangi kemungkinan dehidrasi," tegas Fadilah.
Uji klinis itu, ujarnya, juga menunjukkan bahwa mengonsumsi suplemen yang mengandung 8,4 gr serat per hari dapat menurunkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol. Tetapi, tidak memengaruhi kadar trigliserida, kadar elektrolit, kadar gula darah puasa, dan juga tidak ditemukan efek samping dan keluhan pada saluran pencernaan. (Awi/V-4)
Komentar
Posting Komentar