Terapi Stroke dengan Torehan Darah

Stroke tergolong penyakit yang menjadi momok bagi manusia, dan menyedot biaya tinggi. Pernahkah Anda mendengar terapi bekam untuk mengatasinya? Sedikit berdarah, tapi tidak mahal.

Di Indonesia sendiri 80% penderita stroke disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah di otak. Stroke dapat muncul disebabkan oleh beberapa faktor seperti usia, tekanan darah tinggi, jantung, diabetes, obesitas, rokok, stres, alkohol, kurang olahraga, jenis kelamin, suku bangsa/ras dan lain sebagainya.

Saat ini stroke tidak hanya menyerang mereka yang sudah lanjut usia, tetapi juga menyerang orang muda. Pada orang muda, stroke dapat menyerang terutama bagi mereka yang gemar mengkonsumsi makanan berlemak dan narkoba. 

Seperti dilaporkan American Heart Association, stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan. Di AS biaya pengobatan stroke pada era 1990-an saja telah mencapai Rp 40 miliar.

Ongkos terbesar tersedot untuk ongkos rumah sakit pengobatan, rehabilitasi dan biaya kehilangan produktivitas akibat kecacatan. American Heart Association memperkirakan biaya pengobatan stroke akan terus menanjak seiring berjalannya waktu.

Tentang mahalnya ongkos pengobatan stroke ini juga disampaikan Rusdi Lamsudin, dokter yang juga guru besar di Fakultas Kedokteran UGM.

Menurut dia, harga yang harus dibayar oleh penderita stroke tidak hanya ongkos medis, tetapi juga kerugian akibat kehilangan produktivitas kerja. "Biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan stroke dan beban yang harus ditanggung jika harus kehilangan pekerjaan akibat stroke jelas sangat besar," ujarnya.

Panca Satriya Hasan Kesuma, 34, merupakan salah seorang yang merasakan betapa mahalnya pengobatan stroke. Dia pernah memintakan suntik mati bagi istrinya, Agian Isna Nauli, 33, yang menjalani pengobatan di Unit Perawatan Khusus Stroke RSCM karena merasa tak kuat lagi menanggung ongkos pengobatannya.

Untuk penyembuhan, lanjut Hasan, istrinya harus dirawat intensif selama setahun dengan ongkos Rp 1 juta/hari. "Padahal selama ini kantung saya sudah terkuras. Untuk kamar saja Rp 450.000/hari, plus obat-obatan yang juga ratusan ribu rupiah setiap hari," keluh Hasan waktu itu.

Biaya murah

Mahalnya pengobatan medis mendorong masyarakat untuk menempuh pengobatan alternatif. Salah satunya yang kini dilakoni sebagian orang adalah dengan cara berbekam.

Sebenarnya bekam telah lama dikenal masyarakat luas dengan penyebutan berbeda. Dalam pengobatan Islami, bekam dikenal dengan nama hijamah yang artinya torehan darah. Bagi masyarakat Jawa biasa menyebutnya dengan ngekop.

Menurut keterangan seorang ahli bekam Arief Dwi Heryadi, bekam merupakan pengobatan dengan mengeluarkan darah kotor yang mengandung toksin. Toksin atau racun ini diakibatkan oleh pola hidup, makanan dan polusi yang berbahaya bagi tubuh. Jika toksin tidak dikeluarkan, lanjutnya, tubuh akan menjadi sakit. 

"Kalau orang sering mengeluh sakit kepala, pegal, linu dan kesemutan itu karena darahnya banyak mengandung toksin," papar Arief. 

Bekam dapat mengobati penyakit yang berhubungan dengan aliran darah dan angin yang masuk ke dalam tubuh. Arief melanjutkan, bekam dapat melancarkan peredaran darah yang tersumbat oleh toksin.

Stroke menurutnya disebabkan oleh gangguan aliran darah ke otak. Aliran darah ini tersumbat oleh racun-racun yang terkandung dalam darah. Arief menuturkan stroke dapat diobati dengan terapi bekam. Dengan bekam toksin yang menghambat aliran darah penderita stroke akan dikeluarkan.

Penderita stroke biasanya akan merasakan hasilnya setelah menjalani terapi selama tiga bulan. Arief menceritakan ada pasien stroke yang mulai menderita kelumpuhan. Dengan terapi stroke disertai ramuan herbal, yang disarankannya sedikit demi sedikit pasien bisa terbebas dari kelumpuhan akibat stroke. "Ada pasien stroke yang setelah saya terapi sekarang bisa jalan-jalan lagi mengunjungi anak cucu," kata Arief.  

Menyangkut ongkos pengobatannya, bekam terhitung murah dibandingkan dengan manfaatnya. Jika dengan terapi medis bisa menghabiskan puluhan bahkan ratusan juta rupiah, dengan terapi bekam pasien tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam.

Tarifnya Rp 50.000 untuk sekali terapi. Dengan selembar uang bergambar WR Soepratman, pasien mendapat tiga titik bekam. Untuk menambah setiap titik bekamnya pasien membayar ongkos tambahan Rp 10.000.

Banyaknya titik bekam dalam setiap terapi tergantung dari tingkatan stroke yang diderita. Terapi bekam ini dilakukan sekali sampai tiga kali dalam sebulan sampai sembuh. "Biasanya dalam tiga bulan pasien sudah merasakan hasilnya," ungkapnya.

Peralatan modern

Dulu berbekam menggunakan tanduk atau mangkuk untuk mengekop yang di dalamnya dinyalakan api. Sedangkan untuk mengeluarkan darahnya digunakan pisau, sembilu atau alat penyayat lainnya.

Bekam yang dipraktikkan Arief sudah menggunakan peralatan modern. Alat-alat tersebut terdiri dari alat penghisap (hand pump), mangkuk (cupping set), dan jarum (lancet) untuk mengeluarkan darahnya.

Anda tidak perlu khawatir bakal kekurangan darah akibat praktek pengobatan ini. Darah yang keluar dalam pengobatan bekam hanyalah darah kotor yang mengandung toksin. Darah itu, jelasnya, tidak ada gunanya lagi bagi tubuh bahkan berbahaya jika tidak dikeluarkan.

Lagi pula, imbuhnya, banyak sedikitnya darah yang keluar tergantung dari kondisi kesehatan orang yang dibekam. Kalau tubuhnya tidak mengandung racun tidak ada darah yang keluar.

Meskipun  demikian Arief mengingatkan, untuk melakukan praktek bekam ini diperlukan keahlian khusus. Ada titik-titik tertentu yang boleh dan tidak boleh dibekam. Selain itu usai menjalankan terapi ini sebaiknya, Anda melakukan istirahat secukupnya. (alp)               

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Brokoli Mampu Cegah Stroke

Rokok Elektrik Berdampak Buruk, Aturan Belum Jelas